Jurnal
ini membahas tentang penelitian perhitungan indeks harga satuan suatu pekerjaan
yang digunakan dalam proses perancangan dan pembangunan suatu kontruksi.
Perhitungan ini digunakan untuk memperoleh alternatif desain kontruksi agar
diperoleh hasil yang optimal dari aspek waktu dan biaya. Pada gambar 1 adalah
diagram proses perancangan sampai
pembangunan, tampak jelas harga satuan sangatlah penting guna mencapai
ketepatan dari perhitungan biaya kontruksi sehingga menguntungkan dalam konteks
skala makroekonomi maupun strategi investasi.
Upaya dalam menentukan harga
satuan harus dilakukan penelitian indeks harga satuan. Hasil penelitian ini
diharapkan menjadi parameter dalam analisis harga satuan yang dapat
dimanfaatkan dengan cepat dan tepat. Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan
pada jenis kontruksi gedung ( sesuai defenisi UU No. 28/2002) serta perhitungan
indeks dilakukan dengan data kontruksi yang ada disuatu provinsi yang dipilih
mengunakan Beton Mutu Tinggi dengan pendayagunaan Abu terbang dari PLTU
Suralaya. Ini adalah metodologi penelitian yang digunakan untuk memperoleh
hasil optimal secara ilmiah.
Pada
Beton Mutu Tinggi dilihat dalam konteks mikromekanik material beton dapat
digolongkan sebagai bahan komposit dengan 2 fase utama adalah agregat kasar dan
mortar. Sedangkan dalam konteks makrome-kanik, material beton digolongkan
sebagai bahan yang pembuatannya mempengaruhi kekuatannya dan sangat dipengaruhi
oleh kualitas interface antara 2 fase utama tersebut.
Material Dasar dalam uji laboratorium di pilih semen tipe 1 dengan pertimbangan jenis
semen ini banyak di pakai untuk bangunan tanpa spesifikasi ketahanan tertentu.
Untuk membuat material mortar, digunakan pasir galunggung dengan modulus
kehalusan 2,789, sedangkan AT yang digunakan adalah dari PLTU Suralaya yang
memiliki kadar SiO2 = 56,3% dan Al2O3 = 29,36%.
Perancangan
campuran yang di pakai adalam penelitian ini adalah menggunakan metoda ACI-211
dan di hitung variasi komposisi sesuai dengan Variasi Substitusi Parsial semen
oleh AT dengan presentasi 15% dan 20% yang sering di pakai di lapangan.
Dalam
merancang nomenklatur benda uji metoda ujinya, digunakan ASTM C-192 dengan
bentuk benda uji adalah silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm untuk
masing-masing nomenklatur digunakan 3 buah benda uji. Variabel lainnya yang
ditinjau selain prosentase substitusi AT adalah unsur pengujian, yaitu umur 3
hari, 7 hari dan 28 hari, dengan alasan bahan umur 28 hari adalah acuan
kekuatan beton konvensional dan umur 3 hari dan 7 hari adalah umur kekuatan
beton yang banyak di pakai di lapangan untuk mencapai 90% kekuatan.
Tinjauan
unsur utama harga satuan dilakukan dengan memilih 3 jenis bangunan yang
disebutkan terdahulu yang menggunakan beton mutu tinggi sesuai kriteria yang
kekuatan tekan betonnya 42 MPa dan mempunyai komposisi perancangan yang tidak
jauh berbeda dengan komposisi perancangan beton
Dalam
tinjauan Pengaruh Lokasi Pada Indeks
Harga Satuan akan dikaji
tentang pengaruh lokasi pembangunan gedung terhadap unsur utama dominan yang
diperoleh dari pembahasan sebelumnya, yaitu aspek material dalam arti luas.
Pengaruh lokasi cukup signifikan mengingat karakter penyediaan material pada
suatu lokasi tertentu yang tergantung pada infrastruktur transportasi, sehingga
dalam pencacahan data yang dilakukan telah didatangi beberapa suplier untuk
memberikan data harga pada saat bangunan-bangunan yang diteliti dibangun.
Sumber : http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/inovisi/article/download/950/878
Tidak ada komentar:
Posting Komentar